Kucing Sphynx
Kucing Sphynx adalah kucing yang terkenal karena penampilannya yang terlihat tidak memiliki bulu atau gundul. Meski dikatakan gundul atau tidak memiliki bulu, namun sebenarnya kucing ini masih memiliki bulu lembut yang ada pada tubuhnya, namun karena bulu ini sangat tipis dan kontras dengan tubuhnya maka kucing ini menjadi terlihat tidak memiliki bulu.
Pada awalnya kucing ini memang terlihat sangat aneh dan tidak banyak orang yang mengenalnya. Karena penampilan unik yang dimiliki kucing ini, banyak orang yang merasa aneh, takut dan bahkan juga ada yang merasa jijik. Hal ini merupakan hal wajar karena memang penampilan yang dimilikinya sangatlah berbeda dari kucing biasanya.
Kepopuleran awal kucing ini di Indonesia disebabkan karena salah satu Content Creator terkenal bernama Raditya Dika memelihara jenis kucing ini. Kucing Sphynx Raditya Dika ini diberi nama Pink dan sempat dipamerkan di Sosial Media miliknya yang membuat masyarakat Indonesia menjadi mengenali jenis kucing ini.
Untuk sekarang ini kucing Sphynx sudah bukan kucing yang aneh lagi, di Indonesia sudah banyak yang memelihara kucing ini dan juga mengembangkannya. Beberapa jenis ras baru juga berasal dari kucing ini, karena itu Sphynx juga menjadi nenek moyang dari beberapa ras kucing yang ada sekarang ini.
Daftar Isi
Sejarah Kucing Sphynx
Sphyns bukanlah contoh pertama dari kebotakan pada jenis ras kucing, mutasi spontan ini terjadi secara alami dan telah terlihat di berbagai lokasi di seluruh dunia selama lebih dari satu abad atau bahkan mungkin lebih. The Book of the Cat karya Frances Simpson yang diterbitkan pada tahun 1903 menyebutkan sepasang kucing berbulu abu-abu dan putih bernama Dick dan Nellie.
Kedua kucing tersebut adalah milik dari pecinta kucing Albuquerque, New Mexio yang bernama FJ Shinick. Kucing ini disebut dengan Mexican Hairless dan tampak mirip dengan kucing Sphynx saat ini. Kedua kucing ini diduga diperoleh dari Indian di sekitar Albuquerque.
Menurut surat dari pemiliknya yaitu Tuan Shinick, “Para Bapa Jesuit Tua mengatakan kepada saya bahwa mereka adalah keturunan dari Aztec terakhir yang hanya dikenal di New Mexico”. Tidak diketahui apakah hal ini benar, akan tetapi Dick dan juga Nellie meninggal tanpa menghasilkan keturunan.
Pada tahun 1950 sepasang kucing Siam di Paris, Prancis menghasilkan anak kucing yang terdiri dari tiga anak kucing yang tidak berbulu. Induk kucing ini kemudian dilakukan perkawinan ulang namun menggunakan kucing Siam lainnya, namun perkawinan ini tidak menghasilkan anak kucing yang tidak memiliki bulu.
Pada tahun 1966 di Roncesvalles, Toronto, Ontario, Kanada ada sepasang kucing shorthair domestic yang menghasilkan anak kucing tidak berbulu bernama Prune. Peternak yang memiliki Prune kemudian mengawinkan Prune dengan induknya dan menghasilkan anak kucing tidak berbulu lainnya. Pada masa ini pengembangan yang dilakukan ini menyebut kucing ini sebagai Canadian Hairless.
Pada tahun 1970, CFA memberikan status sementara pada breed tersebut. Pada masa ini breed yang ada memiliki sejumlah kesulitan seperti kumpulan gen yang terbatas dan juga anak kucing mati karena masalah kesehatan yang tidak terdiagnosis. Karena permasalah yang terjadi ini maka pada tahun 1971, CFA menarik pengakuan pada breed ini.
Keturunan terakhir Prune dikirim ke Dr. Hugo Hernandez di Belanda pada tahun 1970an. Pada tahun 1978 dan 1980, dua anak kucing betina berbulu yang diyakini terkait dengan Prune ditemukan di Toronto dan akhirnya mereka dikirimkan ke Belanda untuk dikawinkan dengan keturunan terakhir Prune yang masih hidup.
Satu betina tersebut berhasil hamil, namun mengalami keguguran. Karena hal ini tidak ada satupun keturunan dari Prune yang menjadi ras Sphynx yang dikenal sekarang ini. Pada tahun 1975, pemilik peternakan di Minnesota, Milt dan Ethelyn Pearson menemukan seekor anak kucing yang tidak berbulu dari kucing yang bernama Jezabelle.
Anak kucing tersebut kemudian diberi nama Epidermis dan Dermis yang bergabung pada kelahiran tahun selanjutnya yang juga tidak memiliki bulu. Epidermis dan juga Demis kemudian dijual pada peternak kucing yang berasal dari Oregon bernama Kim Mueske yang menggunakan anak kucing ini untuk mengembangkan jenis Sphynx.
Selain Kim Mueske, ada peternak lain yang bernama Georgiana Gattenby dari Brainerd, Minnesota yang melakukan pengembangan dengan anak kucing dari Ethelyn Pearson (keturunannya), namun untuk persilangan yang digunakan, Georgiana Gattenby menggunakan kucing Cornish Rex.
Pada waktu yang hampir bersamaan (tahun 1978), peternak Siam bernama Shirley Smith dari Toronto, Ontario, Kanada menemukan tiga anak kucing yang tidak berbulu di jalan-jalan lingkungannya. Ketika kucing tersebut kemudian diberi nama Bambi, Punkie dan Paloma.
Keturunan dari Bambi, Punkie dan Paloma dari Kanada bersama dengan keturunan Epidermis dan Dermis dari Oregon merupakan kucing yang menjadi dasar dari kucing Sphynx saat ini. Ras kucing ini telah membuat langkah yang besar sejak awal pengembangannya.
Sebagian besar peternak menyambut kucing Sphynx sebagai salah satu ras yang eksotis dan juga unik, namun beberapa juga berharap mereka memiliki bulu yang melapisi tubuhnya. Sphynx telah menarik perhatian positif dan negatif pada perkembangannya yang juga terjadi pada beberapa ras kucing lain dan menyebabkan kontroversi.
TICA menerima Sphynx untuk kejuaraan pada tahun 1986, disusul CCA pada tahun 1992, dan ACFA pada tahun 1994. Pada tahun 1998, CFA kembali mengakui kucing Sphynx dan pada tahun 2002 memberikan status kejuaraan pada kucing ini. Pada saat ini semua asosiasi kucing mengakui ras ini dan tentu saja termasuk Fédération Internationale Féline (FIFe) dan GCCF.
Karakteristik Kucing Sphynx
Kucing Sphynx adalah kucing yang dianggap sebagai kucing yang tidak berbulu, namun bukan berarti kucing ini tidak memiliki bulu sama sekali. Tubuh kucing ini ditutupi oleh bulu halus yang lembut, karena bulunya sulit dilihat maka tubuh mereka menjadi telihat tidak memiliki bulu namun akan terasa jika dipegang.
Keunikan tersebut sering disebut dengan nuansa kulit chamois yang lembut dan hangat secara keseluruhan. Kucing Spynx bisa memiliki kumis dan juga alis tipis yang terlihat, bentuk kumisnya keriting atau tertekuk dan beberapa kucing ini ada juga yang tidak memiliki kumis sama sekali.
Selain tubuhnya yang tidak berbulu, kucing Spynx juga dikenal dengan matanya yang berbentuk lemon, jari kaki yang gesit, telinga yang besar dan perut yang bulat. Meski tidak memiliki bulu, tubuh atau kulitnya sering berpigmen atau memiliki pola sama seperti kucing lain pada umumnya.
Sama seperti kucing berbulu lainnya, Sphynx bisa hadir dalam berbagai warna dan juga pola, mulai dari warna hitam, tortie dan beberapa pola lainnya yang tidak kekurangan variasi. Mereka dianggap sebagai kucing berukuran sedang, tentunya berat pada kucing jantan selalu akan lebih besar daripada kucing berkelamin betina.
Ciri lain dari kucing ini adalah banyaknya kerutan pada tubuhnya yang terlihat, mereka sebenarnya tidak lebih berkerut daripada kucing lain, namun karena keunikan kurangnya bulu ini maka hal ini menjadi sorotan. Meski tidak memiliki bulu, bukan berarti perawatan yang akan diberikan menjadi mudah, pada kenyataannya mereka membutuhkan banyak sekali perawatan pada tubuhnya.
Para kucing botak cantik ini memiliki rasa ingin tahu yang besar, ramah, super pintar dan tidak malu untuk berkomunikasi terkait kebutuhan mereka. Secara harfiah kucing ini sangatlah berisik, jadi jika memelihara kucing ini sebaiknya catlovers bersipa untuk memiliki banyak obrolan saat kucing ini mengikuti catlovers dari kamar, ruangan dan berbagai tempat lainnya.
Sphynx adalah penghibur yang konyol, suka bersenang-senang dan terlahir secara alami untuk menjadi badut yang suka mendapatkan perhatian. Kucing sosial yang suka bermain ini akan suka untuk dicintai dan akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk berada di sisi pemiliknya sepanjang hari.
Pada pagi yang dingin atau dimana suhu sedang dingin mereka tidak akan menolak kesempatan untuk meringkuk dibawah selimut bersama dengan pemiliknya untuk menghangatkan badan. Kucing Sphyxn adalah hewan peliharaan yang setia dan berdedikasi yang akan mencintai pemiliknya tanpa henti.
Kucing ini sangat adaptif dan sangat cerdas, selain itu mereka juga sangat interaktif dan mereka akan selalu mengungkapkan semua hal yang ingin mereka ungkapkan pada semua makhluk lainnya. Jangan kaget jika kucing ini berada didalam lemari atau ruanga tertentu karena kucing ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Perawatan Kucing Sphynx
Satu hal yang oeru catlovers ketahui sebelum membawa pulang kucing ini kerumah adalah, kurangnya bulu pada kucing ini tidak berarti perawatan yang harus diberikan pada kucing ini akan mudah. Pada kenyataannya kucing ini akan membutuhkan banyak perawatan yang perlu dilakukan oleh pemiliknya.
Secara umum bulu kucing berguna untuk membasahi dan memisahkan sekresi minyak, dan tanpa bulu ini maka kucing akan menjadi berminyak, mudah kotor dan bahkan juga bau. Sphynx yang demikian membutuhkan setidaknya mandi mingguan untuk membersihkan badannya dan beberapa anggota tubuh lain.
Karena Sphynx tidak memiliki bulu maka pemilik kucing tidak perlu untuk memberikan penyisiran bulu mingguan, namun sebagai gantinya pemilik kucing harus selalu melakukan pengelapan atau penyekaan pada tubuh kucing ini supaya tubuhnya selalu bersih dan disusul memandikan kucing pada akhir minggu.
Lakukan pemotongan kuku atau cakar kucing dengan rutin, umumnya hal ini dilakukan seminggu atau dua minggu sekali. Ketika melakukan pemotongan kuku selalu periksa bagian samping kuku kucing ini, karena mereka tidak memiliki bulu dan minyak pada tubuhnya yang berlebih maka bagian ini terkadang selalu ada kotoran yang muncul.
Periksa kebersihan telinga kucing setiap waktu. Sama halnya dengan tubuh kucing ini yang mudah kotor karena kotoran yang menempel, bagian telinganya juga sama. Telinga kucing Sphynx dua kali lebih cepat kotor dibandingkan dengan kucing biasa, karena itu selalu periksa kebersihan telinga kucing untuk mencegah kemungkinan infeksi yang bisa terjadi.
Jagalah kebersihan gigi kucing untuk mencegah kucing untuk terkena penyakit periodontal (infeksi gusi pada kucing). Kebersihan gigi harian kucing memanglah yang terbaik, namun membersihkan gigi kucing sesekali sudah sangat baik sekali daripada tidak pernah membersihkannya sama sekali.
Sphynx adalah kucing yang aktif secara alami, jadi pemilik kucing tidak perlu berusaha keras untuk membuatnya tetap bergerak. Cukup sediakan beberapa mainan dan mereka akan bergerak serta mencukupi kegiatan hariannya. Berikan obat cacing pada kucing ini sejak dini, dengan begitu mereka akan terbebas dari masalah pencernaan yang disebabkan oleh cacing.
Mereka adalah kucing yang selalu telanjang kemanapun mereka pergi, jadi kucing ini akan sangat sensitif terhadap panas dari matahari dan juga suhu dingin. Ketika matahari sedang terik sebaiknya kucing ini tetap dijaga didalam ruangan saja dan ketika cuaca menjadi dingin memberikan kucing ini sweater akan sangat membantu dan juga bergaya.
Sphynx memiliki nafsu makan yang besar, mereka membutuhkan lebih banyak makanan untuk mencukupi nutrisi, membuat tubuhnya tetap hangat, dan demi kebutuhan energinya. Awasi berat badan kucing ini, karena jika tidak kucing ini juga bisa terkena obesitas karena terlalu banyak makan.
Hal terakhir yang perlu diberikan untuk kucing ini supaya memiliki kesehatan yang terjaga adalah vaksinasi. Vaksin yang diberikan pada kucing berguna untuk memberikan ketahanan terhadap beberapa virus yang berbahaya atau bahkan mematikan, dengan memberikan vaksinasi maka kucing akan menjadi kesehatan yang lebih baik dan juga umur yang lebih panjang.
Kesehatan Kucing Sphynx
Semua jenis ras kucing pasti memiliki potensi untuk mengembangkan masalah kesehatan yang bersifat genetik entah itu ras kucing alami yang dalam perkembangannya dikatakan tidak ada campur tangan dari manusia sama sekali ataupun ras kucing hasil persilangan. Hal ini sama dengan manusia yang bisa mewarisi penyakit dari kedua orang tuanya.
Sphynx umumnya adalah kucing yang sehat dan memiliki masa hidup berkisar antara 9 sampai 15 tahun. Sama seperti semua ras kucing pada umumnya, Sphynx juga rentan terhadap beberapa masalah kesehatan dibawah ini:
- Masalah kesehatan pada gigi
- Minyak berlebih pada tubuhnya
- HCM atau kardiomiopati hipertrofik
- Miopati herediter (kelemahan otot)
- Pencernaan sensitif
Selain beberapa penyakit diatas, Sphyns tentunya juga masih bisa menderita penyakit umum lain yang sering terjadi pada kucing seperti muntah, flu dan lainnya. Ingat, kesehatan kucing selalu berbanding lurus dengan perawatan yang diberikan, karena itu selalu berikan perawatan yang maksimal pada kucing dan jangan lupa juga memberikan perhatian dan kasih sayang.
Harga Kucing Sphynx
Keterangan | Biaya Adopsi |
---|---|
Harga Kucing Sphynx Import | 30.000.000 |
Harga Kucing Sphynx Lokal | 15.000.000 |
Harga Kitten Sphynx | 7.500.000 |
Harga Kucing Sphynx Dewasa | 10.000.000 |
Kucing Sphynx sendiri di Indonesia sudah banyak yang mengembangkannya, jadi untuk biaya adopsi kucing Sphynx sangat bervariasi tergantung dari kualitas kucing dan juga kebijakan breedernya. Untuk kucing Sphyxn dengan Pedigree tentu saja akan lebih mahal karena memiliki silsilah yang jelas, namun untuk kucing Sphynx Non Ped masih bisa memiliki biaya adopsi yang lumayan terjangkau.
Beberapa breeder masih banyak yang melepas adopsikan Sphynx diatas harga 10 juta, namun jug aada yang melepas adopsikan dibawah harga tersebut. Untuk perkiraan harga diatas kemungkinan besar sudah agak cocok dengan harga Sphynx di Indonesia, jadi misal ada kesalahan silahkan dibenarkan pada kolom komentar yang ada dibawah.
Jangan menjadikan harga diatas sebagai harga yang paten, cukup jadikan sebagai acuan harga saja karena harga kucing Sphynx sangat bervariasi mulai dari yang murah sampai dengan yang mahal. Demikian informasi mengenai kucing Sphynx kali ini, semoga informasi ini bisa bermanfaat dan juga bisa menambah wawasan catlovers semuanya.
Belum ada Komentar untuk "Kucing Sphynx"
Posting Komentar