Kucing Tonkinese
Kucing Tonkinese atau kucing Tonkin adalah salah satu ras kucing domestik yang dihasilkan dari persilangan antara kucing Siam dan kucing Burma. Mereka adalah kucing yang menyenangkan dengan banyak ciri yang diambil dari kedua orang tuanya namun juga dibedakan dari segi warnanya.
Sejumlah ras kucing memang telah dibuat menggunakan kucing Siam sebagai dasar dan kemudian menyilangkannya dengan ras lain untuk menghasilkan sifat yang diinginkan dan juga warna, pola atau panjang ukuran bulunya. Dalam hal ini tentu saja Tonkinese adalah salah satu dari beberapa ras kucing tersebut.
Tonkinese adalah varietas paling terkenal dengan bulunya yang berukuran pendek, namun ada juga versi bulu semi panjang dari kucing ini yang disebut dengan kucing Tibetan atau kucing Tibet yang kepopulerannya cenderung berada pada wilayah Eropa, terutama di Belanda, Jerman, Belgia dan Prancis.
Kucing yang glamor ini terbungkus dalam berbagai warna bulu seperti coklat, kayu manis, merah, biru, coklat kekuningan, krem. Tingkatan variasi tergantung bulu berwarna poin memiliki kontras tinggi, sedang atau rendah. Pada umumnya kucing ini membutuhkan waktu hingga dua tahun untuk mengembangkan warna bulu yang sesungguhnya.
Daftar Isi
Sejarah Kucing Tonkinese
Tonkinese adalah kucing hasil persilangan dari ras Siam dan Burma. Kedua ras Asia Tenggara ini disilangkan dalam upaya untuk menciptakan kucing dengan tipe tubuh sedang, suara yang lebih kalem dari kucing Siam tetapi memiliki sifat penyayang dan kecerdasan yang dimiliki oleh ras Siam dan Burma.
Sejarah awal dari kucing ini berawal dari kasus salah identitas yang terjadi pada persilangan yang dilakukan. Wong Mau yang merupakan kucing kecil berwarna cokelat tua adalah milik Dr. Joseph Thompson. Kucing ini didapatkan dari pelaut yang mengetahui minat Dr. Thompson pada kucing, dan dia membawakannya kucing yang dia dapat dari pelabuhan yang jauh untuknya.
Pada awalnya, Wong Mau dianggap sebagai ras kucing Siam dengan bulu berwarna cokelat. Meski Siam seperti itu tidak pernah didengar, namun cokelat Siam dideskripsikan pada tahun 1880an. Tubuh mereka kecoklatan atau cokelat dan mereka memiliki titik-titik warna yang hapir berwarna hitam.
Siam dengan titik tersebut juga dikenal sebagai Siam kerajaan, memiliki tubuh yang lebih terang yang kontras dengan titik gelapnya. Kucing ini sangat disukai oleh para peternak dan juga masyarakat, namun kucing-kucing ini kemudian menghilang di Inggris meski masih ada di Thailand dan juga Burma (sekarang Myanmar).
Di tempat asalnya mereka mungkin adalah keturunan dari perkawinan alami (tidak ada campur tangan dari manusia) antara kucing Siam dan Burma yang berkeliaran dengan bebas. Wong Mau adalah salah satunya dan sudah menjadi takdirnya untuk menjadi ibu dari dua keturunan baru yaitu kucing Burma dan kemudian Tonkinese.
Persilangan pertama yang disengaja antara kucing Siam dan Burma dimulai pada tahun 1950an yang dilakukan oleh Milan Grees (beberapa sumber juga menyebutkan nama orang ini adalah Margaret Conroy dan orang yang menyebut kucing Siam Emas). Dia tidak melanjutkan program pembiakannya, tetapi peternak lain menjadi tertarik untuk menghasilkan kucing cokelat tua dengan pola poin dan menyilangkan Siam dengan Burma.
Asosiasi kucing dari Kanada mulai mendaftarkan Tonkinese pada tahun 1967 dan asosiasi kucing lainnya pun akhirnya juga mengikuti meskipun beberapa asosiasi tersebut tidak memberikan pengakuan sampai hampir 20 tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 1984.
Nama dari kucing ini Tonkinese, ejaan aslinya berasal dari kata Tonkan dikatakan merujuk pada musikal Pasifik Selatan yang menampilan sebuah pulau di mana tidak ada yang mendiskriminasi keturunan campuran. Pada awalnya nama ini adalah nama yang digunakan untuk kucing ini.
Akan tetapi, karena seringkali ada kebingungan tentang ejaannya, jadi pada tahun 1971 nama tersebut secara resmi diubah menjadi Tonkinese, setelah teluk Tonkin yang terdengar eksotis di Vietnam mulai dikenal. Nama ini diberikan meski kucing-kucing ini tidak ada hubungannya dengan negara tersebut.
Karakteristik Kucing Tonkinese
Tonkinese akan terasa berat saat diangkat, meski penampilannya tidak terlihat demikian namun kucing ini bisa memiliki berat hingga 5.5 atau bahkan lebih. Kucing ini memiliki batang tubuh berukuran sedang yang menunjukkan otot yang berkembang dengan baik dan lembut.
Dalam hal tipe tubuh, kucing ini berada pada titik tengah antara tipe tubuh yang panjang dan langsing dan tipe tubuh yang kompak atau cobby. Keseimbangan dan proporsi akan lebih penting daripada ukurannya. Pada bagian perut, kucing ini harus memiliki perut yang kencang dan juga berotot.
Pada bagian kepala, kucing ini memiliki kepala yang agak membulat dan lebih panjang daripada ukuran lebarnya. Tulang pipi rata tinggi, moncong tumpul dan agak lebar, kumis mengikuti garis moncong. Telinga berukuran sedang, ujungnya oval dan lebar pada bagian bawah, dengan sedikit bulu pendek yang ada.
Mata berbentuk almond, miring disepanjang tulang pipi kearah tepi luar telinga dengan ukuran yang proporsional dengan wajahnya. Kaki cukup ramping dan proporsional dengan tubuhnya. Kaki bagian depan lebih panjang dari kaki depan, bentuk cakar lebih terkesan lonjong daripada bulat dan jumlah jarinya ada lima didepan dan empat dibelakang.
Ekor Tonkinese panjang dan sangat cocok dengan bentuk tubuhnya. Bulunya pun juga demikian, ukurannya pendek, padat, halus dengan kilau yang menawan. Mereka bisa hadir dalam beberapa warna pada bulunya yang diantaranya biru, cokelat, solid, poin dan mink. Biasanya warna bulu akan semakin tua seiring bertambahnya usia kucing.
Tonkinese atau The Tonk (julukannya) merupakan kucing yang ramah, aktif dan penuh kasih sayang. Jika ada orang yang menganggap kucing sering menyendiri dan juga mandiri maka kemungkinan orang tersebut belum pernah bertemu dengan kucing Tonkinese yang sangat berlawanan dengan hal tersebut.
Mereka adalah kucing yang menuntut perhatian dan kasih sayang, kucing ini tidak akan beristirahat sampai mendapatkannya. Dia adalah kucing yang akan mengikuti kemanapun pemiliknya pergi dan akan selalu terlibat dengan semua kegiatan keluarga. Mereka akan senang bertemu dengan orang karena kucing ini bukan tipe kucing yang puas tinggal dirumah sendirian.
Jika pemilik kucing adalah seorang pekerja yang tidak ada dirumah pada siang hari maka memberikan kucing ini teman akan sangat disarankan. Mereka bisa rukun dengan kucing lain atau bahkan hewan peliharaan lain seperti anjing, karena itu teman yang bisa diberikan akan memiliki banyak pilihan.
Seperti leluhurnya kucing Siam, Tonkinese adalah kucing yang cerdas dan juga aktif. Dia suka melompat ke tempat lebih tinggi, suka dengan mainan puzzle, dan juga beberapa permainan lain. Jika ingin, kucing ini juga bisa diberikan beberapa latihan untuk mempelajari trik, namun dalam hal ini sebaiknya menggunakan sistem reward.
Mereka adalah kucing yang banyak bicara meski suaranya tidak sekeras kucing Siam. Terkadang kucing ini menjadi kucing yang keras kepala, namun mereka juga memiliki sisi lembut. Mereka sangat suka duduk di pangkuan dan akan mengklaim tepat itu miliknya segera setelah mereka duduk.
Perawatan Kucing Tonkinese
Dalam hal perawatan, kucing Tonkinese yang memiliki bulu lembut dan pendek akan mudah untuk diberikan perawatan. Berikan penyikatan atau penyisiran bulu mingguan untuk membantu kucing ini mengurangi jumlah bulu mati dan juga merangsang bulu baru untuk lebih cepat tumbuh kembali.
Jagalah kebersihan gigi kucing ini untuk mencegah kemungkinan kucing terkena penyakit peridontal (infeksi gusi pada kucing). Kebersihan harian gigi kucing memanglah yang terbaik, namun membersihkan gigi kucing sesekali sudah sangat bagus sekali daripada tidak pernah membersihkannya sama sekali.
Bersihkan area sudut mata jika terlihat ada kotoran. Pada saat membersihkan disarankan untuk menggunakan kain atau tisu yang berbeda pada setiap mata untuk mencegah kemungkinan terjadinya infeksi. Hal ini memang jarang terjadi, namun ketika terlihat harap segera membersihkannya.
Lakukan pemotongan kuku atau cakar kucing dengan teratur, hal ini biasanya dilakukan seminggu atau dua minggu sekali melihat kondisi kucing. Sebaiknya kebiasaan ini dilakukan sejak dini (ketika kucing masih kecil), dengan begitu ketika kucing sudah beranjak dewasa pemotongan ini tetap akan mudah dilakukan.
Periksa kebersihan telinga kucing dengan rutin. Telinga kucing yang kotor bisa menjadi penyebab infeksi karena penumpukan kotoran yang terjadi, selain itu telinga kucing kotor juga merupakan ciri kucing terkena earmites. Periksa telinga kucing secara menyeluruh, bersihkan bagian yang kotor dengan hati-hati dan jangan sampai membuat telinga kucing terluka.
Berikan obat kutu pada kucing sesuai kebutuhan, tidak lucu jika bulu kucing ini menjadi sarang kutu karena tidak diberikan obat kutu kucing. Selain obat kutu, berikan juga obat cacing pada kucing. Dengan memberikan kedua obat tersebut dengan benar maka kucing akan terbebas dari kutu dan juga masalah pencernaan yang disebabkan cacing.
Selain semua bagian tubuh kucing, kebersihan lingkungan kucing tinggal juga harus dijaga kebersihannya. Jaga agar litter box kucing tetap bersih, karena seperti semua kucing lainnya, Tonkinese sangat khusus mengenai kebersihan litter box mereka. Jangan lupa memberikan air yang bersih untuk minum dan segera ganti jika ada kotoran yang terlihat.
Dalam pemeliharaannya sebaiknya kucing Tonkinese dijadikan sebagai kucing dalam ruangan saja. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kemungkinan penularan penyakit dari kucing liar, serangan dari hewan lainnya, beberapa kecelakaan kecil yang mungkin terjadi dan bahkan resiko untuk dicuri oleh orang asing.
Hal terakhir yang perlu diberikan pada kucing ini untuk menjaga kesehatannya adalah vaksinasi. Vaksin yang diberikan pada kucing berguna untuk memberi ketahanan terhadap beberapa virus tertentu yang berbahaya atau bahkan mematikan. Vaksinasi sangat penting untuk kucing, karena itu berikan vaksin dengan lengkap, lakukan pemberian sejak dini dan jangan lupa mengulangnya setiap tahun sekali.
Kesehatan Kucing Tonkinese
Semua jenis ras kucing pasti memiliki potensi untuk mengembangkan penyakit yang bersifat genetik entah itu ras kucing alami yang dikatakan dalam perkembangannya tidak ada campiur tangan dari manusia sama sekali ataupun ras kucing hasil dari persilangan. Hal ini sama dengan manusia yang bisa mewarisi penyakit dari kedua orang tuanya.
Tonkinese umumnya dianggap sebagai kucing yang sehat, namun kucing ini rentan dengan Gingivitis dan mungkin sensitif terhadap anestesi. Karena kucing ini juga temasuk dalam keturuna kucing Siam, maka kucing ini pun juga memiliki kemungkinan untuk mengembangkan masalah kesehatan yang sama seperti dibawah ini:
Amiloidosis merupakan penyakit yang terjadi ketika sejenis protein yang disebut amiloid disimpan di organ tubuh, terutama hati pada anggota keluarga Siam
- Penyakit asma/bronkial
- Bawaan jantung cacat seperti stenosis aorta
- Mata juling
- Kondisi gastrointestinal seperti megaesophagus
- Sindrom hyperesthesia yang merupakan masalah neurologis yang dapat menyebabkan kucing merawat dirinya sendiri secara berlebihan, menyebabkan kerontokan rambut, dan bertindak panik, terutama saat disentuh atau dibelai
- Limfoma
- Nystagmus yang merupakan gangguan neurologis yang menyebabkan gerakan mata cepat yang tidak disengaja
- Atrofi retina progresif
Selain beberapa masalah kesehatan diatas, tentu saja kucing ini masih bisa menderita beberapa penyakit kucing umum lain seperti muntah, flu, diare, jamur dan lainnya. Ingat, kesehatan kucing peliharaan selalu berbanding lurus dengan perawatan yang diberikan, karena itu selalu berikan perawatan yang maksimal untuk kucing mulai dari makanan, perhatian dan beberapa hal kecil lainnya.
Harga Kucing Tonkinese
Keterangan | Biaya Adopsi |
---|---|
Harga Kucing Tonkinese Import | 18.000.000 |
Harga Kucing Tonkinese Lokal | 10.000.000 |
Harga Kitten Tonkinese | 7.500.000 |
Harga Kucing Tonkinese Dewasa | 9.000.000 |
Menurut beberapa situs yang membahas kucing ini, biaya adopsi rata-rata untuk kucing Tonkinese berkisar antara $600 sampai dengan $1.200. Dari rata-rata tersebut maka kemungkinan harga kucing Tonkinese akan seperti harga diatas. Harga yang ada merupakan perkalian dengan kurs saja ya catlovers, jadi untuk harga kucing Tonkinese import belum ditambahkan dengan biaya pengiriman dan biaya lainnya.
Jangan menjadikan harga diatas sebagai harga paten, cukup jadikan sebagai acuan harga saja karena selain hanya perkiraan, harga kucing Tonkinese asli bisa lebih mahal ataupun lebih murah. Demikian informasi mengenai Tonkinese kali ini, semoga informasi ini bisa bermanfaat dan juga bisa menambah wawasan catlovers semuanya.
Belum ada Komentar untuk "Kucing Tonkinese"
Posting Komentar